Cantik Itu relatif, benarkah?

Apa sih definisi cantik?

Beberapa orang mungkin akan menjawab beberapa nama, seperti Raisa,isyana, Nabila Jeketi, atau bahkan Miyabi dan Mia Khalifa, untuk mewakili definisi cantik, tergantung seberapa mesum otak mereka.

Yang jelas, definisi cantik terkadang berbeda di masing masing tempat dan waktu

Misalnya aja, di Eropa pada abad pertengahan, wanita cantik didefinisikan sebagai wanita yang berbadan gemuk nan subur. Atau bagi suku Kayan di Myanmar, cantik ditandai dengan leher panjang bak jerapah, sehingga wanita wanita disana berlomba untuk memasang bertumpuk tumpuk kalung keemasan di leher mereka.

Gimana dengan Indonesia?

Di Indonesia, kalimat "cantik itu relatif" sangat akrab di telinga kita. Sering banget gue ngedenger kalimat tadi diucapin sama orang, baik cowok maupun cewek.

Tapi, apakah cantik emang bener-bener relatif?

Coba pikirin

Ada berapa banyak krim pemutih yang diiklanin di televisi?

Atau obat pelangsing? yang seluruhnya mengiming imingkan hasil instan?

Dan berapa banyak selebriti yang terang terangan mengaku kalo hidung dan alisnya "dipermak "? Yang mengaku sudah merogoh kocek yang tidak sedikit untuk melakukan beberapa perubahan di tubuhnya?

Semua hal diatas, membuat gue berpikir kalo kecantikan gak lagi relatif dan orisinil. Kenapa? Karena standar kecantikannya udah jelas: badan tinggi langsing dan kulit putih mulus, dengan beberapa tambahan seperti hidung mancung dan alis tebal.

Sialnya, standar tersebut seakan udah disahkan secara tidak resmi di Indonesia. Gak jarang gue melihat orang-orang disekitar gue yang mengamini standar tadi, rela melakukan hal hal absurd cuma untuk mendapatkan satu predikat; Cantik.

Dandan itu boleh. Olahraga supaya kurus juga gak masalah. Tapi kalau sampe harus operasi plastik,minum obat pelangsing, atau make heels bersenti senti sampe kaki lecet lecet, kok rasanya kayak dibodohi media?

Gue gak munafik. Gue dan kebanyakan cowok lain seneng kok ngeliat cewek dengan standar cantik diatas. Tapi kalo udah berlebihan ,itu menjijikan.

Tanpa sadar, kecantikan udah jadi komoditas baru yang gampang diperjualbelikan.

Temen gue bahkan pernah bilang "Cewek akan keliatan paling cantik saat baru bangun tidur" . Gue pun setuju. Gue akan memilih ngeliat cewek dengan muka bantal, rambut berantakan dan mata belekan dibandingkan cewek yang bermake up full di kondangan, yang kadang-kadang sampe gakbisa gue kenalin lagi itu siapa saking tebel makeupnya.

Disiai lain, gue dan kebanyakan cowok lain juga ngeliat apa yang dibungkus sama kecantikan tadi; kepribadian, attitude, kepintaran, kedewasaan, atau singkatnya; Inner Beauty.Aneh kan ketika lo ngeliat ada cewek secantik Zaskia Adya Mecca tapi kerjanya ngomong kasar? Atau seorang Wirda Mansur yang gak bisa jawab apa apa ketika diajak diskusi?

Sejarah juga membuktikan kalo kecerdikan lebih berpengaruh daripada kecantikan. Tau Cleopatra? Sosok ratu Mesir yang mampu menaklukkan dua orang penguasa Romawi kuno, Julio Caesar dan Mark Anthony? Apa yang dia andalkan untuk bisa membuat dua pemimpin raksasa ini bertekuk lutut. Tampang?bukan (btw,bagi yang belom tau, Cleopatra ternyata sama sekali gak bisa dibilang cantik.Googling aja "real face cleopatra") harta? Caesar dan Anthony punya lebih banyak. Lalu apa? Berikut adalah kalimat yang gue kutip dari National Geographic.

“For she was a woman of surpassing beauty, and at that time, when she was in the prime of her youth, she was most striking; she also possessed a most charming voice and knowledge of how to make herself agreeable to every one. Being brilliant to look upon and to listen to, with the power to subjugate every one, even a love-sated man already past his prime, she thought that it would be in keeping with her role to meet Caesar, and she reposed in her beauty all her claims to the throne.”

Yup, bahkan Cleopatra pun mengandalkan pengetahuan dan kemampuannya untuk menjebak kedua pemimpin Romawi ini masuk ke dalam perangkapnya.Bukan dengan tubuh langsing dan wajah mulus.Tapi dengan akal dan, dalam hal ini, kelicikannya. Dan dengan itu dia bisa menaklukkan negara sebesar Romawi dan meningkatkan derajat negaranya sendiri.

In the end, gue sama sekali gak mau ngurusin apa yang mau kalian, para cewek, pilih. Entah mau jadi pengikut media atau pengikut Cleopatra. Tapi yang jelas, pengikut media akan selalu merasa tidak puas terhadap kecantikannya, karena semakin hari standar untuk menjadi cantik akan semakin tinggi, ditambah banyaknya saingan yang berdatangan.

Namun jika ingin mendapatkan kecantikan hakiki dengan tidak memusingkan standar cantik mana yang dipilih, dan lebih mengurusi pencapaian dan perluasan kemampuan,

Jadilah pengikut Cleopatra.

Comments

Popular Posts