Tentang perpacaran

"Bang juan,emang pacaran penting ya?"

Pertanyaan tersebut ditanyakan sama salah satu sepupu gue yang baru aja masuk SMP,waktu lebaran kemarin.

Sebuah pertanyaan template yang gak gue harapkan keluar dari sepupu gue sendiri, karena ya jujur susah buat ngejelasin masalah kayak gini. Salah ngomong dikit, bisa bisa dia termotivasi buat jadi buaya darat kan berabe. Jadi ya,gue menjelaskannya dengan hati-hati banget,intinya gue nggak menyarankan dia buat pacaran, deh.

Anyway, gue jadi kepikiran sama pertanyaan barusan. Jadi,mari balik lagi ke pertanyaannya. Pacaran itu penting gak sih?

Ya penting gak penting sebenernya. Tergantung lo ngeliatnya dari sisi mana.

Beberapa kali meloncat dari satu relationship ke relationship lain, mendengarkan cerita tentang relationship teman, dan mengamati relationship orang lain mengajarkan gue kalo pacaran itu adalah sesuatu yang sebenernya lebih kompleks daripada sekedar cinta-cintaan

Oke,ini penjelasan yang sangat Alfa Juan Afila ya. Jadi menurut gue pacaran bisa dibilang penting ketika kedua pasangan bisa menggunakan hubungannya untuk bisa saling mengembangkan diri,bukan malah membatasi satu sama lain.

Ibaratnya lo suka rendang pacar lo suka spageti. Seharusnya setelah pacaran lo gak MEMAKSA pacar lo buat suka rendang, tapi lo MENGENALKAN alasan kenapa lo suka rendang, dan begitu juga sebaliknya.

Begitu juga soal hobi, cita-cita, pandangan hidup, pendapat pribadi, dan kegiatan sehari-hari lainnya. Bawa pacar lo ke dalam dunia lo, kenalkan kepribadian lo ke dia, dan sebaliknya, berusahalah kenalan juga dengan kehidupan dia. Jangan pernah memaksakan pacar untuk mengikuti jalan pikiran atau cara hidup lo. Kepribadian setiap orang itu unik, coba untuk menerima.

Perluas ruangnya, bukan mempersempit.

Lo dan pacar punya karir dan kehidupan yang berbeda. Dukung dan bantu dia sebisa lo, bukan malah membatasi. Posesif itu boleh, tapi jangan berlebihan. Selayaknya pasir yang lo genggam terlalu keras, ujung-ujungnya bakal keluar dari sela-sela jari lo.

Bersikap terbuka itu wajib. Pacar lo salah? Tegur. Pacar lo bikin gak nyaman? Bilang. Ada masalah?Omongin. Itu pacar lo kok, ngapain pacaran kalo masih ragu buat saling jujur dan terbuka?

Gue selalu menghargai waktu orang lain. Kalimat "gue lagi sibuk nanti gue hubungin lagi" atau "aku lagi kepengen sendiri, nanti aja aku chat lagi ya" jauh lebih gue hargain daripada orang yang tiba-tiba ngilang dan ketika ditanyain ngasih alesan A-Z.Basi.

Belum lagi kalo ada masalah. Lo harus siap jadi pendengar yang baik. Jangan jadi egois maunya menang sendiri, tapi jangan juga jadi kerbau yang dicucuk hidungnya kalo emang dia yang salah. Lo harus berani membawa dia menjadi lebih dewasa dari setiap masalah yang kalian temuin.

Dan yang terakhir, jangan jadikan pacar lo sebagai matahari. Kalo lo bumi yang mengorbit matahari,dan suatu hari mataharinya ilang, lo gimana? Iya, kiamat. Hancur.
Jadikan pacar lo sebagai bulan, dan tetap jadikan matahari sebagai tujuan hidup, cita-cita. Ketika lo babak belur ngejar cita-cita dari pagi sampe sore, lo punya bulan di malam hari yang bisa nenangin dan ngebuat  lo lebih siap untuk kembali mengejar matahari keesokan harinya.

Kompleks kan? Hehe. Pacaran, buat gue, bukan sekedar ngucapin selamat pagi, ngasih bunga, chattingan, atau semacamnya. Pacaran itu adalah bagaimana lo bisa jadi temen, musuh, adik, atau kakak bagi seseorang, bagaimana lo belajar menyelesaikan masalah tanpa merusak hubungan, dan bagaimana lo membagi waktu dan fokus antara pendidikan, karier, keluarga, dan kehidupan pribadi.

Sekian,
Salam koyo

Comments

Popular Posts